Article Detail

Gantang, Tempat dengan Sejuta Cerita

Pada Senin, 18  Maret 2024  Jumat, 22 Maret 2024 peserta didik kelas XI SMA Tarakanita Citra Raya mengikuti     kegiatan live in yang bertepatan di Desa Gantang, Jawa Tengah. Kegiatan ini membutuhkan lima bis yang diisi oleh 7 pendamping dan 172 peserta didik. Perjalanan dimulai dari Sekolah SMA Tarakanita Citra Raya, Tangerang menuju ke Gantang. Pemberangkatan pukul 17.00 WIB dan tiba di tempat tujuan pada Selasa, 19 April 2024 pukul 06.00 WIB. Selama perjalanan, bis berhenti di dua tempat rest area khusus bis Murni Jaya. Suasana di bis penuh dengan kegembiraan dan rasa tidak sabar untuk mengikuti serangkaian kegiatan live in.

Lokasi pertama adalah Gereja Katolik Santo Fransiskus Xaverius. Para panitia live in Gantang yang merupakan warga disana menyambut para tamu dengan hangat. Hal pertama yang dilakukan adalah sarapan. Para warga bergotong royong menyiapkan tempat kumpul peserta didik dan membagikan makanan untuk sarapan. Santapan pertama disana adalah nasi ayam goreng dilengkapi teh hangat. Kegiatan itu dilanjutkan dengan pembagian desa serta penyerahan peserta didik kepada pihak live in di Gantang. Para warga membimbing peserta didik menuju lokasi tempat tinggal. Peserta didik yang akan tinggal di luar Desa Gantang menaiki angkot dan mobil pick-up. Hari pertama live in di Gantang dihabiskan dengan mengenal lebih dekat keluarga dan lingkungan sekitar. Warga di lingkungan Desa Gantang saling menyapa dan bersikap ramah kepada pihak SMA Tarakanita Citra Raya. Setiap orang tua angkat pun menyambut “anak angkat” dengan secangkir teh hangat.

Hidup di tempat yang tidak dikenal menjadi tantangan peserta didik untuk mengikuti live in. Hal pertama setelah menemui orang tua angkat adalah mengingat lokasi rumah dan mengenali lingkungan sekitarnya. Beberapa peserta didik memilih untuk berkeliling guna mengetahui jalan dan lokasi untuk berpindah tempat. Bersamaan dengan itu, beberapa yang lainnya memilih untuk bertamu ke rumah lain untuk mengetahui keadaan sekitar. Tedapat pula peserta didik yang langsung bekerja di sekitar tempat tinggalnya, seperti mengaplas tembok rumah dan memasak makan siang. Belum sampai satu hari penuh, Desa Gantang sudah menjadi familiar dan nyaman ditinggali. Bahkan pada hari pertama sudah ada peserta didik yang langsung membantu orang tua angkat bekerja di ladang.

Kegiatan di Gantang cukup bervariasi. Setiap bangun tidur dan keluar rumah selalu disambut oleh pemandangan Gunung Merapi dan sapaan ramah warga Desa Gantang. Warga sudah mulai berkegiatan mulai pukul 05.00 WIB dan anak mereka mulai berangkat sekolah sekitar jam 7 pagi. Pada pagi hari, peserta didik membantu orang tua angkat bekerja. Tak banyak jenis pekerjaan yang dapat ditemui disana. Mayoritas warga bekerja sebagai petani, peternak, tukang, dan penjaga toko. Terdapat banyak ladang di Desa Gantang, yaitu ladang cabai, ladang buncis, ladang terong, dan lain sebagainya. Disana dapat menemukan banyak sapi dan kambing sebagai hewan ternak, tak lupa ayam yang berkeliaran sebagai hewan ternak yang mudah diurus. Sulit sekali menemuka kucing, warga disana memelihara anjing.

Warga yang bekerja sebagai petani sudah kembali kerumah sebelum jam makan siang. Pada jam makan siang para warga kembali kerumah untuk beristirahat dan megisi energi kembali. Para petani kembali lagi ke ladang pada sore hari. Setelah makan siang, peserta didik sudah tidak lagi diajak untuk berladang. Kebiasaan orang disana adalah sungkan untuk merepoti tamu. Peserta didik mulai jalan-jalan mengitari desa dan berjumpa dengan teman. Mayoritas peserta didik perempuan berkumpul disatu rumah untuk bercerita, sedangkan peserta didik laki-laki lebih memilih untuk bermain voli. Terdapat warung kecil yang melengkapi istirahat peserta didik. Warung itu menyediakan banyak varian cemilan dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan di Tangerang. Hal itu menarik perhatian peserta didik untuk jajan dan beristirahat di warung.

Selama tinggal bersama orang tua angkat, mereka menyediakan makanan, cemilan, dan teh hangat sehingga peserta didik tidak kelaparan. Peserta didik dipastikan makan tiga kali sehari. Orang tua angkat juga memastikan anak angkatnya tidur dengan pulas dan tidak kecapean. Hal itu sudah menjadi budaya warga Desa Gantang untuk memperlakukan tamu sebaik mungkin.

Pada hari terakhir pihak SMA Tarakanita Citra Raya mengadakan perpisahan dan penyerahan kembali peserta didik oleh pihak panitia di Gantang. Perpisahan dilakukan dengan mengikuti serangkaian refleksi, Misa dan makan malam. Para orang tua angkat dan peserta didik berkumpul di Gereja Katolik Santo Fransiskus Xaverius untuk mengikuti acara. Penutupan itu diakhiri dengan makan malam dan penyerahan souvenir oleh peserta didik kepada orang tua angkat.

Kegiatan live in ditutup setelah 3 hari 3 malam tinggal di Desa Gantang. Peserta didik dari seluruh desa kemali berkumpul di lokasi awal kedatangan. Peserta didik berkumpul untuk kembali pulang. Pembagian barang elektronik dilakukan sebelum peserta didik menuju ke bis.

Sebelum benar-benar kembali ke Tangerang, seluruh peserta didik dan pembina mengunjungi Yogyakarta. Tempat yang pertama dikunjungi adalah Museum Sonobudoyo. Lokasi itu menawarkan banyak peninggalan bersejarah Indonesia khususnya dipulau Jawa. Peserta didik belajar dari kehidupan zaman sebelum masehi hingga kehidupan modern. Peserta didik menikmati pemandangan patung dan benda bersejarah serta mengabadikannya. Di Museum Sonobudoyo pengunjung dapat menemui artefak hingga seni bersejarah. Keadaan yang hujan menghambat peserta didik untuk mengunjungi Keraton Yogyakarta. Oleh karena itu, kegiatan di Yogyakarta diakhiri dengan berjalan menjelajah deaerah Malioboro.

Banyak kegiatan yang dilakukan di Malioboro. Peserta didik diperbolehkan menjelajah Maliboro hingga pukul 18.00 WIB. Kegiatan di Malioboro dilakukan dengan santai. Terdapat banyak jajanan dan oleh-oleh disepanjang Jalan Malioboro. Peserta didik berkesempatan untuk menaiki becak, berjalan dengan teman-teman terdekat, serta membeli kenangan untuk dibawa pulang dan dibagikan kepada keluarga di Tangerang.

Perjalanan pulang dimulai pukul 18.30 WIB. Peserta didik kembali menaiki bis yang sudah ditentukan sesuai kelas. Suasana di bis cukup sepi dikarenakan keadaan melelahkan setelah berkelana di Malioboro. Mayoritas peserta didik memilih untuk beristiraht hingga rest area yang dikunjungi. Selama perjalanan pulang, bis berhenti ditiga tempat. Rest area pertama untuk membeli oleh-oleh. Oleh-oleh di rest area tegolong cukup mahal. Beberapa peserta didik berkesempatan untuk bertukar baju bersih. Bis sampai di rest area kedua sekitar pukul setengah 12 malam untuk makan malam. Pemberhentian terakhir pada pukul 3 pagi untuk memberi kesempatan sopir sahur. Rombongan SMA Tarakanita Citra Raya sampai kembali di sekolah dengan selamat pada Sabtu, 23 April 2024 sekitar pukul tujuh pagi.

Itulah akhir dari rangkaian kegiatan live in angkatan 13 SMA Tarakanita Citra Raya. Kehidupan di Gantang membawa banyak bekal pembelajaran hidup. Peserta didik jadi mengetahui kehidupan lain di daerah yang jauh dari kota. Peserta didik juga belajar hidup dekat dengan alam tanpa adanya teknologi yang digunakan. Kehidupan di desa memberi pelajaran bagaimana hidup sederhana. Kegiatan live in membuat peserta didik semakin akrab dengan teman yang lain. Hampir seluruh peserta didik rindu dengan keadaan rumah yang berdekatan dan mudah untuk mengunjungi teman. Oleh karena itu, kegiatan live in di Desa Gantang dinilai memberikan banyak pengaruh positif bagi keberlangsungan hidup peserta didik. (Yischa Davina Harianto) 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment