Article Detail


Mengenal Perang Dingin dengan Penerapan Model Pembelajaran PBL dalam Pelajaran Sejarah

Sejarah merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang berfokus kepada berbagai macam peristiwa yang terjadi di masa lalu yang penting, unik, dan berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia di dunia. Sejarah sendiri memiliki stereotip sebagai mata pelajaran hafalan. Oleh karenanya menerapkan model pembelajaran inovatif merupakan kunci untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam memahami materi yang kompleks, sehingga tidak ada lagi siswa yang beranggapan bahwa setiap belajar sejarah harus meghafal materi.  Seperti saat belajar mengenai Perang Dingin di kelas XII D dan XII E SMA Tarakanita yang dilaksanakan pada Minggu pertama bulan Oktober ini. Bu Dewi, yang merupakan guru pemangku Sejarah di sekolah ini menggunakan salah satu pendekatan pembelajaran yang efektif, yakni model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Harapannya dengan menggunakan model ini dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dan aktif mencari solusi.

Pada kegiatan awal, guru mengawali dengan langkah sederhana, yaitu meminta siswa untuk menuliskan berbagai informasi apapun yang mereka ketahui tentang Perang Dingin di papan tulis. Alhasil dalam sekejap, papan tulis pun dipenuhi berbagai istilah, nama tokoh, dan berbagai peristiwa seputar Perang Dingin seperti "Blok Barat vs Blok Timur", "Amerika Serikat vs Uni Soviet", "Perlombaan Antariksa", ”Perang Ideologi”, ”Perang Saudara”, hingga "Tembok Berlin". Langkah pembuka ini selain berfungsi sebagai asesmen diagnostik bagi guru, tetapi juga mengaktifkan pengetahuan awal dan membangun landasan kolektif untuk penyelidikan yang lebih mendalam bagi siswa.

Berdasarkan atas berbagai kumpulan informasi awal yang ditulis di papan tulis, guru kemudian memandu siswa untuk merumuskan sebuah masalah utama yang akan dipecahkan bersama. Lalu bersama siswa mendiskusikan, mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan, dan menjawab masalah tersebut. Mereka didorong untuk mencari data dari berbagai sumber. Disini guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan diskusi dan membantu siswa mengatasi kesulitan dalam menemukan informasi. Di akhir proses berdinamika tersebut, siswa diminta oleh guru untuk menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas dan rekan sekelasnya bisa menanggapi informasi yang disampaikan oleh rekannya tersebut. 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment