Semangat Perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di SMA Tarakanita Citra Raya

Semangat Perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di SMA Tarakanita Citra Raya

 ”MERDEKA!” begitulah seruan lantang kami, para siswa siswi SMA Tarakanita Citra Raya, pada saat upacara bendera pada tanggal 17 Agustus 2016 dalam rangka hari kemerdekaan Indonesia. Walaupun kemerdekaan Indonesia telah menginjak 71 tahun, semangat kami para pemuda pemudi bangsa Indonesia tidaklah surut sedikitpun. Sebaliknya, kami justru merayakan hari kemerdekaan ini dengan meriah.

Pada tanggal 18 Agustus yang lalu, SMA Tarakanita Citra Raya mengadakan beberapa lomba sebagai wujud dalam merayakan kemerdekaan negara Indonesia yang ke 71. Lomba yang pertama adalah estafet. Jangan salah, estafet ini bukanlah estafet biasa. Bukan anak Tarakanita namanya apabila kami tidak kreatif. Estafet ini merupakan gabungan dari beberapa lomba yang biasa diselenggarakan saat perayaan 17an, yaitu joget balon lalu makan kerupuk, balap sarung yang digabung dengan membawa kelereng dengan sendok, serta 1 tambahan yaitu lomba make up dimana siswa laki-laki mendadani siswa perempuan. 1 regu estafet terdiri dari 6 orang yang akan melakukan estafet secara berpasangan.

Lomba kedua adalah lomba yang paling tidak boleh dilewatkan dalam setiap perayaan 17an, yaitu tarik tambang. Untuk tahun ini, kami memanfaatkan tanah berlumpur untuk lomba ini agar lebih menantang dan lebih seru. Memang kotor, tapi berani kotor itu baik kan? Lalu selanjutnya, lomba terakhir, yaitu voli air. Apasih voli air itu? Main voli di kolam renang? Tentu saja bukan. Permainan ini dimainkan dengan menggunakan sarung dan balon air, tidak lupa dengan net voli. 1 regu terdiri dari 4 orang berpasangan. Setiap pasangan membawa 1 sarung untuk menangkap ”bola voli” yang dilempar dari regu lawan. Apabila bolanya tidak tertangkap, bolanya akan pecah karena membentur tanah dan membasahi pemain. Seru bukan? Begitulah cara kami siswa siswi SMA Tarakanita Citra Raya merayakan 17 Agustus tahun ini. Bagaimana dengan sekolahmu? (Oleh Editha Halim XII IPA)