Pada hari Senin, Selasa, Kamis dan Senin  tepatnya pada tanggal 01, 02, 04 dan 08 April 2019   seluruh sekolah menengah Atas (SMA) diadakan UNBK tak terkecuali di SMA Tarakanita Citra Raya seluruh peserta didik kelas XII mengikuti UNBK di hari pertama dengan sangat antusias. Dari 104 peserta didik untuk jurusan IPA sebanyak 62 siswa dan jurusan IPS seabnyak 42 Siswa dengan dibagi menjadi 2 sesi: sesi pertama untuk XII IPA-1 dan kelas XII IPS nomer urut 1 sampai 21 dan sesi II : Kelas XII IPA-2 dan kelas XII IPS nomer urut 22 sampai 42. Hari pertama ini mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia

Pada hari Sabtu, 23 Maret 2019  dalam ajang kompetisi debat di  Kharisma Bangsa School of Global Education , tim debat SMA Tarakanita Citra Raya berhasil mendapat juara II. Selamat untuk Daniel Tandyo Bangguna, Monica Margareta dan Yuda Effendie S yang telah mempersembahkan prestasi untuk kebanggan keluarga maupun sekolah, semoga bisa menginspirasi untuk teman-teman di Sekolah agar lebih berprestasi dalam kegiatan akademik maupun non akademik.

Ujian Berstandar Nasional (USBN) di Tarakanita wilayah Tangerang untuk jenjang SMA diadakan pada tanggal 13 Maret sampai 21 Maret 2019. Untuk pembuatan soal dari sekolah sebanyak 75 % dan pusat sebanyak 25 %. Untuk mempermudah  peserta didik dalam mengerjakan soal soal USBN pemerintah telah membuatkan kisi kisi maupun SKL yang akan diujikan pada saat USBN ini. Hal ini mempermudah guru dalam melatih dan membuatkan soal-soal latihan untuk USBN.

Pada hari Senin dan Selasa, 11 dan 12 Maret diadakan simulasi III UNBK bagi peserta didik SMA Tarakanita Citra Raya, dimana tujuannya untuk memantapkan dan menyiapkan peserta didik secera mental dan materi dalam menghadapi UNBK bulan April. Tentunya ini merupakan kegiatan terprogram bagi pemerintah agar dalam pelaksanaan UNBK kendala kendala yang berkaitan dengan IT bisa diminimalisir dan tentunya berharap dengan cara CBT peserta didik terbiasa mengerjakan dengan baik tanpa mengantungkan orang lain, sehingga fokus terhadap soal yang dihadapi peserta didik.

Live in adalah sebuah kegiatan pengembangan kepedulian pribadi terhadap diri sendiri dan orang lain. Para siswa akan diminta tinggal bersama dengan masyarakat desa untuk bebrapa hari beberapa malam, untuk belajar dan mengalami dan menghayati kehidupan dalam kondisi yang berbeda dengan lingkungannya sehari-hari secara langsung. Melalui kegiatan ini, siswa diharapkan dapat merasakan, menjelaskan dan mengolah pengalaman kegembiraan dan kesulitan yang dialami oleh masyarakat tersebut. Pengolahan ini akan diwujudkan dalam bentuk refleksi live in yang akan dibuat oleh setiap siswa.