Article Detail

Japan from Up Close: Homestay Experience

Program homestay student exchange sekolah Tarakanita dan Himeji International School (姫路女学院高等学校) merupakan sebuah kegiatan pendidikan lintas budaya yang diselenggarakan oleh Yayasan Tarakanita untuk memperluas wawasan peserta didik mengenai kehidupan dan budaya masyarakat Jepang. Program ini berjalan selama 10 hari, mulai dari 19 Juni sampai dengan 29 Juni 2025 dan diikuti oleh 10 siswi SMA Tarakanita dari berbagai wilayah Jakarta, Tangerang, Jogja, Surabaya dan Bengkulu. 

Selama menjalani  program ini, kami tidak hanya memperoleh pengalaman belajar di Jepang.  Namun melalui interaksi selama kegiatan ini, kami belajar untuk lebih mandiri serta bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Kami juga merasakan secara langsung aktivitas sehari-hari dengan keluarga angkat atau teman teman di asrama, mulai dari menikmati makanan khas dari Jepang hingga partisipasi dalam kegiatan budaya seperti tea ceremony dan  festival yukata bersama-sama. Di sekolah, kami belajar cara membuat tas yukata, cara memakai yukata, cara menulis kaligrafi, tata krama upacara minum teh dan lain sebagainya. Kami bersepuluh  memang kurang mahir dalam bahasa Jepang, namun kami tidak menyerah dan tetap berusaha memahami pelajaran yang diberikan oleh para guru disana. Kami berusaha menggunakan bahasa inggris, meskipun tidak semua orang disana dapat memahaminya. Namun dengan semangat belajar dan keinginan kami yang kuat, akhirnya kami dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

Saya sangat tertarik dan merasa sangat senang mengikuti program ini karena saya secara langsung dapat merasakan kehidupan sebagai pelajar di Jepang. Mulai dari cara berangkat ke sekolah, suasana belajar di kelas, kebiasaan mereka, hingga interaksi dengan teman-teman sekolah yang memiliki latar belakang budaya berbeda. Disana tidak hanya ada siswi dari Jepang saja karena disana merupakan sekolah internasional. Saya juga bertemu dengan teman teman di berbagai negara lain seperti Cina, India, Nepal dan lainnya. Selain itu, saya juga belajar tentang pentingnya mengatur waktu yang menjadi  sebuah kebiasaan disiplin yang sangat dijunjung tinggi di Jepang. Hal ini menjadi pelajaran penting yang ingin saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari saya di Indonesia. 

Ini adalah kali pertama saya berkunjung ke negara asing, sehingga saya sempat merasakan culture shock. Salah satu hal yang paling menarik bagi  saya adalah  jarang adanya  tempat sampah di Jepang. Meskipun begitu, masyarakat di sana tetap tertib dan disiplin, sehingga hampir tidak pernah terlihat sampah berserakan. Jalanan pun tampak bersih dan terawat. Kami harus menyimpan sampah sendiri sampai menemukan tempat pembuangan yang tepat. Selain itu, sampah yang akan dibuang juga harus dipilah terlebih dahulu sesuai kategorinya. Setiap tempat sampah di Jepang memiliki lubang yang berbeda-beda berdasarkan jenis sampah. Kebiasaan ini benar-benar mengajarkan saya pentingnya menjaga kebersihan dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Hal lain yang menarik perhatian saya adalah tidak ada pegawai yang membersihkan sekolah yang saya tempati selama beberapa hari tersebut. Setiap pulang sekolah, para murid dari Himeji International School bergiliran untuk bertanggung jawab dalam membersihkan lingkungan sekolahnya. Mulai dari kelas mereka, lorong sekolah dan lain sebagainya. Ini adalah kebiasaan yang sangat baik dan patut ditiru bagi saya karena kebiasaan tersebut mengajarkan nilai gotong royong dan kerja sama. Saya disana ikut berpartisipasi dalam membantu membersihkan area lingkungan sekolah. Memang terdengar melelahkan dan mungkin bagi sebagian siswa merasa bahwa kegiatan tersebut kurang menyenangkan, namun menurut saya hal ini justru membuat saya semakin sadar bahwa  kebersihan lingkungan itu adalah tanggung jawab bersama. 

Seperti yang kita tahu, Jepang dikenal sebagai negara yang memiliki sistem transportasi umum yang efisien. Masyarakat disana lebih memilih menggunakan transportasi umum seperti bus, kereta atau berjalan kaki. Disana saya berkesempatan untuk menggunakan transportasi bus umum untuk pergi ke sekolah. Meskipun terdengar mudah, bagi saya yang terbiasa menggunakan mobil hingga langsung tiba di depan gerbang sekolah, hal ini menjadi sebuah  culture shock dan sekaligus cukup melelahkan. Disana, saya harus berjalan ke halte bis di dekat dorm kemudian naik bus umum dan turun di terminal Himeji. Setelah sampai di terminal Himeji, saya tetap harus berjalan sekitar 5-8 menit untuk sampai ke sekolah. Kemudian ketika kami,  para murid beserta empat guru pendamping berwisata ke Kyoto, kami lebih sering berjalan untuk ke tempat wisata maupun hotel. Tidak bisa dibohongi kalau hal tersebut sangat melelahkan. Namun kami tetap bersemangat dan berhasil menjadikan  pengalaman berwisata menjadi ini berkesan dan menyenangkan.

Saya sangat tertarik dan merasa sangat senang mengikuti program ini karena saya secara langsung dapat merasakan kehidupan sebagai pelajar di Jepang. Mulai dari cara berangkat ke sekolah, suasana belajar di kelas, kebiasaan mereka, hingga interaksi dengan teman-teman sekolah yang memiliki latar belakang budaya berbeda. Disana tidak hanya ada siswi dari Jepang saja karena disana merupakan sekolah internasional. Saya juga bertemu dengan teman teman di berbagai negara lain seperti Cina, India, Nepal dan lainnya. Selain itu, saya juga belajar tentang pentingnya mengatur waktu yang menjadi  sebuah kebiasaan disiplin yang sangat dijunjung tinggi di Jepang. Hal ini menjadi pelajaran penting yang ingin saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari saya di Indonesia. 

Pengalaman mengikuti program ini memberikan kesan yang sangat mendalam bagi saya. Mulai dari tahap persiapan keberangkatan ke Jepang hingga saat kembali ke Indonesia, setiap waktu menghadirkan banyak memori dan nilai yang baik dan berkesan. Saya merasa sangat bersyukur dan berterima kasih atas kesempatan yang telah diberikan sehingga saya dapat berpartisipasi dalam program ini. Melalui kegiatan ini, saya tidak hanya memperoleh pengalaman akademik dan budaya, tetapi juga memperluas jaringan pertemanan, baik dengan teman-teman dari sesama sekolah Tarakanita maupun dengan para siswi dari Sekolah Himeji di Jepang. Saya berharap semakin banyak teman-teman dan adik kelas yang dapat berpartisipasi dalam program ini. Saya yakin bahwa pengalaman ini mampu menumbuhkan rasa toleransi, meningkatkan rasa persaudaraan dan tingkat kepercayaan diri serta dapat membantu dalam self improvement. Semoga program yang sangat bermanfaat ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang lebih luas pada tahun-tahun mendatang. (Christavenia Amanda Ayhuwan)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment