Article Detail
PARENTING: Membentuk Generasi Beretika dan Bermoral pada Generasi Z Dan Alpha
Membentuk karakter anak memerlukan kesiapan dan kematangan diri orang tua dimulai semenjak setiap kita memutuskan membangun pernikahan. Hal ini diperlukan sebagai satu paket kesiapan emosi dan finansial dalam menjalani peran kita sebagai orang tua. Dalam rangka berupaya membentuk karakter peserta didik SMA Tarakanita Citra Raya, sekolah Bersama orangtua/wali bersinergi menyelenggarakan kegiatan parenting yang dilaksanakan pada Sabtu, 3 Agustus 2024 melalui Zoom meeting. Agenda parenting Bertema “Membentuk Generasi Beretika dan Bermoral pada Generasi Z dan Alpha” ini melibatkan Guru dan karyawan serta seluruh orangtua/wali peserta didik kelas X, XI, dan XII dengan mendatangkan seorang narasumber yakni Ibu Caroline Lisa Setiawati, M.Pd, Kons., seorang dosen dan aktifis konseling. Kegiatan ini berlangsung secara daring mulai pukul 08.00–12.00 WIB. Secara aktif dan responsive kegiatan seminar parenting berjalan dengan lancar serta mendapatkan respon positif dari orang tua / wali peserta didik. Kesempatan kali ini Ibu Lisa sebagai narasumber menyampaikan materi sesuai tema berangkat dari beberapa keresahan/PR dari orangtua maupun dari para guru dalam mendidik anak-anak khususnya pada usia remaja di Tengah kompleksitas kemajuan zaman.
Di era modernisasi yang sarat akan kemudahan akses dan luasnya jaringan sosial media, tentunya menimbulkan beberapa dampak baik secara positif maupun negative. Secara positif semua pihak termasuk para remaja mendapatkan manfaat efisiensi penggunaan teknologi, namun secara sadar kita juga perlu memiliki focus pada dampak laten yang dapat ditimbulkan. Dampak laten ini dapat muncul dari kebiasaan-kebiasaann yang kurang baik, pembiaran, dan normalisasi yang justru akan menyebabkan bias, kebingungan pada remaja-remaja yang Tengah memproses identitas dirinya.
Sekolah memfasilitasi kegiatan parenting ini dengan tujuan dapat menyelaraskan visi dan misi mendidik anak-anak, membangun karakter baik, dan menghasilkan generasi yang tidak hanya melek secara digital namun memiliki kearifan dalam memanfaatkan teknologi sebagai penunjang kehidupan. Secara jelas disampaikan oleh Narasumber kita bahwa perlu dipahami karakteristik generasi Z dan Alpha ini lahir, besar dan memiliki kultur akrab dengan teknologi. Maka sebagai orang dewasa, para guru dan orang tua perlu belajar dan memahami karakter generasi ini agar mampu memberikan pendampingan yang terbaik bagi anak-anak selama di rumah maupun disekolah. Kemauan untuk belajar dan memahami gen Z dan Alpha ini akan membuka wawasan dan mengupgrade value diri orang-orang dewasa dalam mendampingi tumbuh kembang remaja sebagai generasi yang akan melanjutkan masa depan.
Dalam pendampingan terhadap anak
di era perkembangan teknologi yang semakin pesat ada beberapa hal penting yang
menjadi dasar pertimbangan bagi orang tua maupun guru yaitu, Individu : Pribadi unik, khas, istimewa. Banyak
tantangan yang perlu dihadapi dalam menghadapi anak-anak, sebagai orangtua
harus tumbuh menjadi dewasa terlebih dahulu baik kognitif maupun psikologisnya. Banyak kasus orang
tua lebih labil dari anak-anak. Maka mulai hari ini stop membandingkan anak kita dengan orang lain atau anak lain. Kita
perlu menerima apa adanya anak-anak kita. Setiap
fase kehidupan memiliki karakteristik dan tugas perkembangan yang berbeda. Parenting is art – Kesepakatan cara, pola dan proses melatih individu
memiliki keterampilan bertahan hidup. Tidak ada parenting yang benar-benar
BENAR atau benar-benar SALAH.
Dalam kasus yang lain, menurut pandangan Bu Lisa broken home selalu sepaket dengan broken heart, dan hal ini dialami juga oleh keluarga yang utuh yang disebabkan oleh disfungsi keluarga misalnya satu rumah tapi tidak menjalankan fungsi keluarga sehingga memperburuk situasi yang ternyata merusak hati anak-anak bahkan orang tua sendiri.
Di tengah situasi dan tantangan yang harus dihadapi orang tua dalam menghadapi anak-anak generasi Z (1997-2010) dan Generasi Alpha (2010-2024), maka orang tua harus memahami beberapa hal penting terkait karakteristik anak-anak. Dalam hal ini mereka dimudahkan oleh fasilitas, tumbuh bersama kecanggihan dan kecepatan teknologi. Lebih dari itu keunikan Gen Z dan Alpha yaitu digital native, multi tasking, hidup di dua dunia (maya dan nyata), kreatif, memiliki jiwa entrepreneur, gadget adiktif (fomo), kurang fokus dan gampang teralihkan. Sebagai remaja tentu aspek individual remaja perlu dipahami 4 aspek diri : fisik, emosional, kognitif, dan sosial.
Sebagai orang tua Bu Lisa menegaskan bahwa kita harus memahami konsep Trust dan Mistrust dalam pola asuh anak. Kita perlu hadir secara utuh sehingga dengan sendirinya mereka merasa secure, namun jika tidak mereka akan merasa terabaikan, sendiri dan sulit percaya, yang akan nampak pada perilaku. Anak-anak kita sedang pada fase menentukan identitas, mengenal diri, dulu hanya ada orang tua sebagai model, tetapi masa kini sudah lebih banyak role model dari luar keluarga. Pola asuh mempengaruhi pola perilaku anak. Orang tua mestinya sudah matang untuk membentuk pribadi anak. Dalam teorinya menurut William Glasser mengatakan ada 5 basic needs yaitu: Love and Belonging, Power, Fun, Survival, Freedom. Idealya 5 kebutuhan dasar ini dipenuhi baik dalam keluarga maupun disekolah.
Hal terpenting lainnya yang wajid disadari oleh orang tua dalam pendampingan terhadap anak adalah etika, value, moral dan attitude. Sebagai orang tua harus mampu memberikan contoh dan teladan yang baik untuk anak-anak. Disisi yang lain orang tua juga harus menghilangkan kebiasaan labeling dan normalisasi terhadap hal-hal negatif hanya karena menjadi kebiasaan umum.
Mengakhiri
semua pembahasan di atas Bu Lisa mengingatkan dan menegaskan bahwa segala sesuatu ada waktunya,
ada caranya, dan ada konsekuensinya. Sebuah simpulan singkat ini
mengingatkan kita sebagai orang tua agar selalu memahami juga anak dalam
menerapkan pola asuh. Setiap pribadi itu unik dan istimewa, fase memiliki karakter, parenting
itu berfariasi, marik kita mencoba untuk mau masuk ke dalam cara pandang anak
kita, selalu mengisi tangki emosional kita agar menularkan emosi positif kepada
anak kita.
-
Anonim14 Jan 2025 09:01:48I feel like this is an important topic to share. In this generation parents should be aware of their children behavior. A wrong way of parenting could affect their future.