Article Detail

Visi Indonesia Emas 2045 Dalam Genggaman Generasi Muda

Merespon mimpi besar bangsa Indonesia dalam visi Indonesia Emas 2045 tentu memberi ruang kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mewujudkannya. Salah satu instrumen penting dalam upaya menggapai visi besar ini adalah Lembaga Pendidikan Tinggi (kampus). Dalam hal ini Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) mencoba membuka ruang khususnya bagi generasi muda (pelajar) untuk mengembangkan kompetensi dalam bidang menulis esai. Melalui platform media sosial UNDIKSHA telah menyebarkan informasi terkait adanya lomba menulis esai tingkat SMA/sederajat dengan mengusung tema “Mari Turut Serta Menjadi Agent of Change yang Siap Membangun Indonesia Emas 2045 di Era Society 5.0”. 

Mengacu pada tema tersebut maka pihak kampus membatasi tulisan dengan beberapa poin sebagai subtema yaitu,pendidikan, teknologi, kesehatan, sosial budaya, ekonomi dan politik. Selain itu, ada beberapa kriteria atau ketentuan umum dalam penulisan esai tersebut yang menjadi acuan dalam penulisan. Disebutkan bahwa peserta lomba merupakan peserta siswa aktif di SMA/sederajat, peserta lomba dapat mengirimkan tulisan secara individu atau kelompok maksimal 2 anggota, setiap peserta dapat mengirimkan tulisan maksimal 2, hasil tulisan merupakan hasil pemikiran sendiri bukan plagiasi, dan tulisan tidak mengandung SARA, hoax dan porografi. Berhubung event ini melibatkan semua sekolah seluruh Indonesia tentu panitia juga telah menyiapkan hadiah bagi pemenang lomba berupa setifikat dan sejumlah uang. 

Menanggapi informasi terkait perlombaan ini maka sekolah SMA Tarakanita Citra Raya lansung memberikan respon berupa sosialisasi kepada peserta didik agar bisa terlibat. Dari hasil sosialisasi tersebut ternyata ada 2 siswa yang tertarik untuk mengikuti perlombaan yaitu Keitaro Aienshi Ken Sakai dan Shiloh Yohanna Theda Arvamay. Berdasarkan time line yang telah ditetapkan oleh panitia, kedua peserta didik ini telah mendaftarkan diri sejak 20 Juli 2024. Dalam perjalanannya Yukio dan Vamay bersepakat memilih subtema pada bidang kesehatan dikalangan remaja. Hal ini tentu berdasar pada situasi yang dihadapkan remaja di era modern yang kurang memikirkan pola hidup yang sehat. Beberapa diantaranya yang menjadi perhatian serius adalah kebiasaan merokok, penyalahgunaan norkotika dan minuman keras. 

Untuk menidaklanjuti proses penggarapan tulisan tersebut Yukio dan Vamay mendapatkan dukungan dari Bu Esly (wakil kepala sekolah bidang kehumasan dan penanggung jawab bidang riset) berupa pemberian masukan dan juga penyempurnaan tulisan. Selain dukungan guru pendamping keduanya juga memanfaatkan sumber informasi dari berbagai media dan jurnal untuk mendukung data yang berkaitan dengan subtema yang dipilih. Beberapa hal yang dituangkan dalam esai tersbut yaitu permasalahan gaya hidup remaja yang menjadikan aktivitas merokok (cigarettes, vaping, e-cigarettes) sebagai sesuatu yang lumrah. Tentu hal ini menjadi permasalahan serius yang harus dibereskan agar remaja tidak terjerumus di dalam persoalan ini. 

Bagi penulis dalam upaya menyelesaikan permasalahan ini diperlukan dukungan dari berbagai pihak baik orang tua, guru, pemerintah dan masyarakat untuk bisa bersinergi. Setelah melewati proses penulisan esai dan pendampingan, akhirnya esai yang ditulis oleh Yukio dan Vamay dikirimkan ke panitia pada awal bulan Agustus. Saat ini seluruh tulisan peserta lomba sedang dalam proses penilaian oleh tim juri. Pada masa penantian hasil pelombaan ini, warga sekolah terlebih khusus Yukio dan Vamay mengharapkan hasil yang baik atau bisa menjuarai perlombaan.

Namun, disisi yang lain bagi Yukio dan Vamay mengikuti lomba menulis esai merupakan pengalaman berharga karena bisa mengembangkan kemampuan menulis serta meningkatkan kemampuan dalam menganalisis suatu persoalan sekaligus penyelesaian masalah. Mereka juga sangat bersyukur bahwa dalam proses penulisan esai tersebut mereka memiliki kesempatan untuk saling berdiskusi dan memberikan dukungan satu sama lain. 

Tentunya mengasah kemapuan menulis adalah modal terbesar untuk mengasah kemampuan berpikir. Kita sangat berharap akan semakin banyak peserta didik yang berminat untuk mengikuti berbagai perlombaan dalam bidang menulis. Mengingat kembali satu pernyataan dari sastrawan Indonesia Promoedya Ananta Toer yang mengatakan bahwa “Orang boleh Pandai Setinggi Langit, tapi Selama Ia tidak Menulis, Ia akan Hilang dari Masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk Keabadian”. Teruslah mengasah kemampuan menulismu,karena kelak kamu akan dikenang melalui tulisan itu.
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment